Warga Kebumen memang layak bangga dengan prestasi itu. Di kota kecil yang terletak sekitar 120 kilometer sebelah barat Kota Yogyakarta ini hanya terdapat kurang dari lima warung internet. Pun praktek e-government oleh pemerintah daerah yang masih sebatas pemanis bibir dengan minimnya anggaran pengembangan TI yang hanya Rp 200 juta per tahun, membuat keberhasilan Komunitas TI Kebumen menembus kompetisi dunia cukup mengejutkan.
Saat ini gerak utama komunitas yang dirintis oleh Bambang Dwi Angggono, Kepala PDE Kabupaten Kebumen, mencakup workshop, kursus, roadshow, pembuatan majalah dinding digital, dan pelatihan TI bagi masyarakat umum, pelajar sekolah menengah dan instansi pemerintah. Partisipasi mereka diwadahi dalam situs www.e-kebumen.net yang juga dijadikan simpul informasi, koordinasi sekaligus dokumentasi kiprah komunitas ini. Dalam situs itu, disajikan aneka informasi mengupas masalah TI, sumber-sumber data, dan forum komunikasi warga Kebumen.
Untuk mewujudkan masyarakat melek komputer, pengelola berhasil menggandeng beberapa perusahaan penyedia layanan internet (ISP) dariYogyakarta dan Jakarta untuk terlibat dan menyumbangkan koneksi internet gratis. Dukungan pihak swasta inilah yang kemudian menjadi dioptimalkan menjadi layanan internet murah dan gratis untuk warga Kebumen. Bagaimana tidak? Ongkos koneksi internet yang biasanya mencapai Rp 10.000/jam dipangkas sepertiganya menjadi hanya Rp 3.000.
Sekolah-sekolah kini bisa berlangganan dengan biaya hanya Rp 700.000 sebulan untuk 30 komputer, jauh di bawah ongkos sebelumnya yang mencapai Rp 2 juta untuk 5 komputer. Tersedia pula paket langganan untuk keluarga hanya Rp 275 ribu per bulan flat rate (tarif tetap).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar