Tutorial Cara Membuat Menu Di Blog Dengan Mudah Jika semua kode sudah dimasukkan klik Simpan. Sampai tahap ini blog sobat sudah memiliki menu horizontal, namun saya yakin sobat ingin menu-menu tersebut sesuai keinginan. Jika demikian, mari kita lanjutkan edit menu horizontal tersebut. Cara edit menu-menu yang ada di blog Pada kode css dan html yang sobat masukkan tadi ada kode Di situ ada nama2 halaman, mulai dari Home, About, Daftar Isi, Menu, dsb. Dan kode pagar #

Kamis, 05 November 2009

Kebumen-Cilacap Paling Rawan

Kebumen-Cilacap Paling Rawan
Musim Hujan Diperkirakan Mulai Akhir November

Rabu, 4 November 2009 | 11:20 WIB

Semarang, Kompas - Kabupaten Kebumen dan Cilacap merupakan daerah dengan nilai tertinggi sebagai daerah paling rawan bencana longsor dan banjir. Kondisi itu harus menjadi bahan peringatan bagi kepala daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan. Selain rawan bencana, wilayah bersangkutan juga padat penduduk yang rentan jadi korban.

Pengamat daerah bencana dan ahli hidrologi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Robert J Kodoatie, Selasa (3/11), mengemukakan, Kebumen memiliki skor 10,99 persen, sedangkan Kabupaten Cilacap skornya 37,65 persen sebagai daerah rawan longsor dan banjir. Penilaian itu ditetapkan guna memudahkan pemetaan daerah yang paling rawan bencana longsor dan banjir. Kondisi itu mesti diingatkan menjelang musim hujan akhir 2009 karena kemungkinan musim hujan ini merupakan siklus 10-20 tahunan.

Sepuluh daerah dengan skor tertinggi untuk rawan bencana tanah longsor adalah Kebumen, disusul Banyumas, Banjarnegara, Purworejo, Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Semarang, Kudus, Temanggung, dan Cilacap.

Untuk kategori daerah yang paling rawan bencana longsor dan banjir, setelah Cilacap menyusul Kudus, Kebumen, Demak, Kendal, Pati, Grobogan, Kabupaten Semarang, Banyumas, dan Sragen.

Robert menyatakan, daerah rawan bencana akibat kerusakan lingkungan yang semakin parah, ditambah perambahan lahan di kawasan pegunungan yang bisa memperbesar kerentanan tanah longsor. "Selama sepuluh tahun terakhir ini tampaknya belum ada upaya maksimal untuk perbaikan lingkungan dan penataan daerah rawan bencana di sejumlah daerah," kata Robert. Musim hujan mundur

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jateng memperkirakan musim hujan di sebagian besar wilayah Jawa Tengah mundur dari perkiraaan karena pengaruh El Nino. Perkiraan awal, musim hujan tiba pada akhir Oktober, tetapi diperkirakan mundur ke akhir November.

Menurut petugas prakiraan cuaca BMKG Jateng Reni Kraningtyas, datangnya musim hujan biasanya ditandai curah hujan minimal 50 milimeter selama sepuluh hari. Namun, untuk wilayah Kota Semarang dan sekitarnya misalnya, hingga awal November ini curah hujan masih 36 milimeter.

Menurut Reni, hanya Cilacap dan Banyumas yang sudah memasuki musim hujan dengan curah hujan mencapai 100 milimeter. Hal tersebut karena pengaruh topografi wilayah yang merupakan dataran tinggi.

Mundurnya musim hujan ini memperpanjang musim pancaroba di kawasan Jateng. Reni mengimbau masyarakat tetap mewaspadai timbulnya potensi angin puting beliung yang disertai kilat.

Meskipun musim hujan mundur, Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Kebakaran Kota Semarang Cipto Budi S tetap mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai bencana banjir dan longsor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar